Sabtu, 30 Agustus 2014

SHOLAT 3

       
  SYARAT-SYARAT SAHNYA SHOLAT


Syarat-syarat sahnya sholat diantaranya adalah sebagai berikut:
     -          Mengetahui masuknya waktu sholat
     -          Suci dari hadats kecil dan hadats besar
    -          Badan, pakaian, dan tempat sholat harus suci dari najis yang kasat mata atau yang nampak
     -          Menutup Aurat
Pakaian yang wajib adalah pakaian yang menutup aurat (laki-laki : menutup tubuh antara pusar samapai lutut[1]/wanita :seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan[2]) .
Pakaian yang wajib dikenakan ketika sholat adalah pakaian yang menutup aurat dangan bahan yang tidak transparan hingga dapat diketahui warna kulitnya.
-          Menghadap kiblat



                FARDHU-FARDHU SHOLAT
Yang menjadi fardhu sholat adalah sebagai berikut :
-          Niat
Suatu ibadah dapat dikatakan diterima, salah satunya adalah ketika ibadah tersebut diniatkan Lillahi ta’ala, begitupun ketika akan melaksanakan  sholat. Sholat tersebut haruslah diniatkan terlebih dahulu kerena Allah, agar ibadah tersebut sampai kepada Allah.
Dalam buku Ighatsul Lahfan, Ibnul Qoyyim menyatakan, “Arti niat adalah menyengaja dan bersungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu.” Niat adalah amalan hati, dan tidak ada kaitannya dengan lisan. Jadi niat yang terpenting adalah ketika dalam hati bermaksud menyengajakan untuk beribadah kepada Allah kemudian diikuti dengan melaksanakan langsung ibadah tersebut.
-          Takbirratul Ikram
-          Berdiri saat melakukan sholat selagi mampu
-          Membaca Al-Fatihah di setiap Rokaat
-          Ruku’ (Al Hajj : 77)
-          Bangkit dari ruku’ dan I’tidal dengan thuma’ninah
Sebagaimana yang disampaikan Abu Humaid ketika menceritakan tentang tatacara Nabi Sholallahu ‘alaihi wasalam sholat, “ jika beliau mengangkat kepalanya, beliau berdiri lurus hingga semua ruas tulang punggungnya kembali ke posisinya (H.R Bukhari dan Muslim). Selain itu juga Aisyah meriwayatkan “apabila beliau mengangkat kepalanya dari ruku’, beliau tidak langsung melakukan sujud sebelum berdiri lurus” (H.R Muslim).
-           Sujud (All Hajj : 77)
Rosulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam telah bersabda dalam hadits “Al Musi’ fi Sholatihi”, “kemudian sujudlah dengan thuma’ninah. Bangkit dan duduklah dengan thuma’ninah. Dan sujudlah dengan thuma’ninah!” Dalam hal ini, batasan thuma’ninah adalah ketenangan beberapa saat  setelah anggota tubuh tidak bergerak, yang lamanya yang oleh para ulama sekurang-kurangnya adalah sama dengan membaca tasbih satu kali.
Anggota sujud adalah wajah, dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki. Abbas bin Abdul Mutholib meriwayatkan, bahwa dia telah mendengar Rosulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “apabila seorang hamba sujud, maka tujuh anggota tubuh ikut sujud yaitu wajahnya, dua telapak tangannya, dua lututnya, dan dua telapak kakinya” (H.R Jama’ah, kecuali bukhari).
-          Duduk Tahiyat akhir dan membaca bacaan tasyahud
-          Mengucapkan salam


[1]  Fiqh Sunah 1, Sayyid Sabiq hal. 168
[2]  QS. An Nur : 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar