Minggu, 15 November 2020

 LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK RETELLING

DALAM MENINGKATKAN IMPLEMENTASI ETIKA BERKENDARA

SISWA SMPLB B SLB NEGERI TULANG BAWANG

 

Oleh    : Putri Nur Afifah, Bimbingan dan Konseling, PPG Universitas Pendidikan Indonesia

              kaguranatsume@gmail.com

1.      Dr. Nurhudaya, M.Pd

2.      Nina Kusniah, S.Pd, Kons.

 

Abstrak

            Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan implementasi etika berkendara dan mengetahui bagaimana imolementasi etika berkendara siswa SMPLB B di SLB Negeri Tulang Bawang dengan menggunakan teknik retelling. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK) yang dilaksanakan dengan 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, dan refleksi. Hasil penelirian ini menunjukkan dapat meningkatkan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B di SLB Negeri Tulang Bawang dengan hasil dari penelitian diperoleh peningkata rata-rata kemampuan implementasi etika berkendara peserta didik pada siklus II yaitu sebesar 2,05, sedangkan pada siklus III rata-rata implementasi meningkat sebesar 1,29.

 

Kata kunci : Teknik Retelling, Implementasi Etika Berkendara

 

Abstract

            This research aims to improve the ability of implement driving ethics and find out how the implement driving ethics of SMPLB B sudents at SLB Negeri Tulang Bawang used retelling technique. This research is a action research of guidance and counselling wich was implemented with 3 cycles. Each cycle consists of planning, implementing observing, and reflecting. Tehe result of thid research show that retelling technique can improved the ability of implement driving ethics of  SMPLB B sudents at SLB Negeri Tulang Bawang with result of  research in the second cycle ability of implement driving ethics increase with an average 2,05 and in the third cycles increase with an average 1,29.

 

Keyword : Retelling Technique, implementation driving ethics

 


 

PENDAHULUAN


Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga pendidikan yang membantu para peserta didik mencapai potensinya secara maksimal. Latar belakang pendirian adalah untuk menyiapkan program layanan untuk memenuhi kebutuhan unik peserta didik yang tidak dapat diakomodasi oleh pendidikan umum.

Di SLB Negeri Tulang Bawang peserta didik tunarungu memilikin keterbatasan dalam memperoleh informasi verba sehingga harus dibantu untuk dapat memahami kondisi lingkungannya. Proses pengambilan keputusan dalam penyesuaian diri dengan norma yang ada dalam masyarakat membutuhkan proses berpikir melalui persepsi yang diperolehnya. Karena itu penting sekali bagi Peserta didik tunarungu untuk memiliki ketrampilan berpikir.

Selain itu karakteristik peserta didik tunarungu di SLB Negeri Tulang Bawang adalah memiliki kesulitan dalam memahami teks karena keterbatasan kosa kata dan perubahan kosakata dasar sehingga terkadang kesulitan ketika berkomunikasi dengan guru-guru dan peserta didik lainnya memiliki ketunaan lainnya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa peserta didik di SLB Negeri Tulang Bawang siswa tuna rungu juga memiliki kesulitan pada saat menyusun kalimat sederhana yang sesuai dengan tata bahasa sehingga seringkali susunan kalimat tidak tersusun dengan baik.

Berkaitan dengan mencapai tujuan pendidikan yaitu pengembangan potensi Peserta didik tidak dapat lepas dari perkembangan kemandirian peserta didik. Proses kemandirian bagi Peserta didik salah satunya yaitu kemandirian dalam pengambilan keputusan dalam hidup yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku . Pengambilan keputusan tidak lepas dari proses berpikir dalam struktur kognitif. (Moores, 1982) bahwa proses berpikir pada orang tunarungu telah berlangsung sebelum kemampuan bahasa yang mereka miliki. Ini artinya adalah bahwa kemampuan proses berpikir merupakan bekal awal dalam membantu kemampuan berbahasa seseorang dan memberikan implikasi tentang bagaimana kita harus mengkondisikan situasisituasi nyata melalui pengalaman-pengalaman langsung sehingga dapat membantu perkembangan berpikir remaja tunarungu dalam mengambil keputusan dan berperilaku yang bertanggungjawab dengan didasarkan kepada pengalaman lahiriah dan batiniah.

Guru bimbingan dan konseling SLB yang memiliki tugas dalam membantu Peserta didik untuk optimal melaksanakan tugas perkembangan harus mampu memahami situasi tersebut sehingga dituntut untuk dapat menggunakan metode atau teknik layanan yang sesuai dengan karateristik peserta didik. Melalui penerapan media komik teknik retelling peserta didik tunarungu dilatih untuk mengembangkan ketrampilan berpikir dari gambaran peristiwa berdasarkan materi yang diberikan. Ketrampilan berpikir itulah yang kelak mereka butuhkan untuk dapat memahami situasi yang ada di lingkungannya sehingga peserta didik dapat berpikir madiri dan dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan permasalahan tersebut sebagai upaya dalam meningkatkan ketrampilan berpikir Peserta didik tunarungu, peniliti melakukan layanan Bimbingan Kelompok Teknik Retelling Dalam Meningkatkan Implementasi Etika Berkendara Siswa SMPLB B SLB Negeri Tulang Bawang.

 

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dalam 3 siklus.

Setting Penelitian

            Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Tulang Bawang tingkat SMPLB (tunarungu).

            Subjek penelitian ini adalah siswa tingkat SMPLB yaitu kelas VII, VIII dan IX pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah siswa 3 orang

Siklus Tindakan Penelitian.

Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggar (1988) dalam Kasihani (2001: 63-65) yang berupa model spiral. Dalam Kemmis menggunakkan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.

Instrumen Penelitian

Pada penilitian bimbingan kelompok teknik retelling dalam meningkatkan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B SLB Negeri Tulang Bawang ini instrument pengumpul data yang digunakan yaitu:

1.      Pedoman Observasi. Pedoman observasi yang digunakan yaitu partisipan, artinya observer terlibat langsung dalam kegiatan.

2.      LKPD. Pengumpulan data dalam penelitian ini LKPD  yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan  implementasi etika berkendara siswa SMPLB B SLB Negeri Tulang Bawang.

3.      Dokumentasi.  Sumber data yang diperoleh melalui analisis dokumen-dokumen yang tertulis maupun tidak tertulis.

Teknik Pengumpul Data

Dalam memperoleh data penelitian tentang bimbingan kelompok teknik retelling dalam meningkatkan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B SLB Negeri Tulang Bawang ini peneliti menggunakan teknik: Studi Dokumentasi dan observasi. Peneliti melakukan studi terhadap dokumen-dokumen yang dimungkinkan untuk memberikan gambaran tentang ketrampian memahami teks. Selain teknik dokumentasi dan wawancara peneliti ini juga menggunakan tehnik observasi. Dimana teknik observasi dengan cara langsung mengamati proses belajar peserta didik/responden

Teknik Analisis Data

                         Dalam penelitian ini, data dianalisis sejak tindakan layanan dilaksanakan. Teknik analisis data yang dapat digunakan adalah model alur. Teknik ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.

 

       HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

       Hasil Penelitian Siklus I

Peneliti melakukan refleksi bersama peserta didik  terhadap layanan yang telah dilakukan selanjutnya peneliti memberikan LKPD siklus I yang telah disusun sebelumnya. Dan guru mengakhiri layanan.

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I layanan bimbingan kelompok teknik retelling diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2.           Hasil Siklus I

NO

NAMA SISWA

PELAKSANAAN

RETELLING

EVALUASI

LKPD

1

Putri Kencana Ayu

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, tercapai 53% (cukup)

 

Jumlah ketercapaian  5,7 (cukup)

2

Nur Aisyah Az Zahra

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, tercapai 72% (cukup)

 

 

Jumlah ketercapaian  5,0 (kurang)

3

Rifqi Akmal Fauzan

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, tercapai 75% (cukup)

 

 

Jumlah ketercapaian 6,92 (cukup)

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata implementasi etika berkendara peserta didik adalah 5,897

Hasil Penelitian Siklus II

                  Pada tahapan pelaksanaan layanan peneliti mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti layanan. Peneliti menyampaikan refleksi materi sebelumnya. Pada tahapan kegiatan ini didik diminta kembali menceritakan isi komik. Setelah peserta didik menceritakan ulang peneliti menunjukkan gambar tentang aturan berkendara dan peserta diminta untuk menyampaikan apa yang mereka fikirkan. Pada proses ini peneliti mengamati kegiatan peserta didik.

                  Peneliti melakukan refleksi bersama peserta didik  terhadap layanan yang telah dilakukan selanjutnya peneliti memberikan LKPD siklus II yang telah disusun sebelumnya. Dan guru mengakhiri layanan.

                  Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus II layanan bimbingan kelompok teknik retelling diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.           Hasil Siklus II

NO

NAMA SISWA

PELAKSANAAN

RETELLING

EVALUASI

1

Putri Kencana Ayu

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, tercapai 72% (Cukup)

 

Jumlah ketercapaian  7,34 (cukup)

2

Nur Aisyah Az Zahra

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, tercapai 81% (Mampu)

 

 

Jumlah ketercapaian  8,46 (Mampu)

3

Rifqi Akmal Fauzan

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, mencapai 75% (Cukup)

 

 

Jumlah ketercapaian  8,08 (cukup)

 

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata implementasi etika berkendara peserta didik adalah 7,94

Hasil Penelitian Siklus III

Pada tahapan pelaksanaan layanan peneliti mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti layanan. Peneliti menyampaikan refleksi materi sebelumnya. Pada tahapan kegiatan ini didik diminta menyusun gambar komik secara berurutan dan menceritakan ulang dari gambar tersebut. Pada proses ini peneliti mengamati kegiatan peserta didik.

Peneliti melakukan refleksi bersama peserta didik  terhadap layanan yang telah dilakukan selanjutnya peneliti memberikan LKPD siklus III yang telah disusun sebelumnya. Dan guru mengakhiri layanan.

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus III layanan bimbingan kelompok teknik retelling diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 5.           Hasil Siklus III

NO

NAMA SISWA

PELAKSANAAN

RETELLING

EVALUASI

1

Putri Kencana Ayu

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, tercapai 87,5% (mampu)

 

Jumlah ketercapaian  8,85 (Mampu)

 

2

Nur Aisyah Az Zahra

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, tercapai 86% (Mampu)

 

 

Jumlah ketercapaian  9,62 (Mampu)

 

3

Rifqi Akmal Fauzan

Cukup mampu dalam menceritakan ulang secara detail, mencapai 87,5 % (Mampu)

 

 

Jumlah ketercapaian  9,23 (Mampu)

 

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata implementasi etika berkendara peserta didik adalah 9,23.

Pembahasan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa persentase ketercapaian SKKPD etika berkendara mengalami peningkatan. Peningkatan Nilai dari siklus I sampai dengan siklus III tiap peserta didik dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1.       Grafik Peningkatan Hasil

Berdasarkan gambar grafik peningkatan di atas, peningkatan tertinggi rata-rata kemampuan implementasi etika berkendara peserta didik beradi pada siklus II dengan peningkatan sebesar 2,05, sedangkan pada siklus III rata-rata implementasi meningkat sebesar 1,29. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh positif layanan bimbingan kelompok teknik retelling terhadap peningkatan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B di SLB Negeri Tulang Bawang.

Peningkatan tersebut tidak lepas dari kemampuan siswa dalam memahami materi layanan, kesadaran peserta didik tentang pentingnya etika berkendara serta kemampuan merencanakan implementasi etika berkendara, keaktifan peserta selama layanan serta perhatian siswa selama mengikuti layanan.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :

1.      Layanan Bimbingan kelompok teknik retelling pada penelitian ini dapat meningkatkan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B di SLB Negeri Tulang bawang.

2.      Peningkata rata-rata kemampuan implementasi etika berkendara peserta didik pada siklus II dengan peningkatan sebesar 2,05, sedangkan pada siklus III rata-rata implementasi meningkat sebesar 1,29.

Saran

1.      Bagi Sekolah. Melalui teknik retelling dapat meningkatkan kefahaman, kesadaran dan kemampuan implementasi peserta didik tunarungu, sehingga diharapkan kedepannya sekolah dapat menerapkan teknik retelling dalam pembelajaran.

2.      Bagi Guru. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pandangan bari dalam menciptakan suasana dan pengalaman pembelajaran serta layanan bagi peserta didik tunarungu.

3.      Bagi Peneliti Selanjutnya.Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi penelitian berikutnya untuk sehingga adanya perbaikan lebih lanjut dalam penerapan teknik retelling.

DAFTAR PUSTAKA

Andy dan Muhammad Suharto. 2017. Reading, Retelling, Rehearsal, dan Video Taping (RRRV) untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris. Jurnal Imiah Bahasa dan Sastra. Volume (4): 87-103

https://portal-ilmu.com/cara-penulisan-daftar-pustaka/. Diakses pada 30 Oktober 2020

 

https://www.bunehaba.com/contoh-daftar-pustaka/. Diakses pada 30 Oktober 2020

 

Djadja Raharja. http://dj-rahardja.blogspot.com/2008/09/pendidikan-luar-biasa-dulu-dan-sekarang.html. Pada 15 September 2020.

 

Kemampuan Verbal Peserta Didik Tunarungu Usia 6-11 Tahun di Indonesia. Sri Wuryanti.2012. https://kabarpendidikanluarbiasa.wordpress.com /2012/07/14/ perkembangan-anak-tunarungu/.pada 15 September 2020.

 

Mudjiyanto, Bambang Pemerintah Indonesia.2003.Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 3. Sekretarian Negara. Jakarta

 

Pemerintah Indonesia.Undang-Undang No.20 tahun 2003 Yang Mengatur Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.

 

Pengembangan Kemandirian Remaja Tunarungu. Imas Diana Aprilia dari

 

https://eprints.uny.ac.id/9894/3/BAB%202%20-%2008103244025.pdf. Dikases pada pada 15 September 2020.

 

Sugiyo dan Amin, Zakki Nurul. 2019.  Perencanaan Dan Evaluasi Layanan Bimbingan dan Konseling. Modul 3:Jakart

 

Susanto, Budi. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Jigsaaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sistem Pendingin di Kelas XI TKR A Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Klaten. Skripsi.UNY: Yogyakarta