LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK RETELLING
DALAM
MENINGKATKAN IMPLEMENTASI ETIKA BERKENDARA
SISWA SMPLB B SLB
NEGERI TULANG BAWANG
Oleh
: Putri Nur Afifah, Bimbingan dan
Konseling, PPG Universitas Pendidikan Indonesia
1.
Dr.
Nurhudaya, M.Pd
2.
Nina
Kusniah, S.Pd, Kons.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan implementasi etika berkendara dan mengetahui bagaimana
imolementasi etika berkendara siswa SMPLB B di SLB Negeri Tulang Bawang dengan
menggunakan teknik retelling.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK)
yang dilaksanakan dengan 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, dan refleksi. Hasil penelirian ini menunjukkan
dapat meningkatkan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B di SLB Negeri
Tulang Bawang dengan hasil dari penelitian diperoleh peningkata rata-rata
kemampuan implementasi etika berkendara peserta didik pada siklus II yaitu
sebesar 2,05, sedangkan pada siklus III rata-rata implementasi meningkat
sebesar 1,29.
Kata kunci :
Teknik Retelling, Implementasi Etika
Berkendara
Abstract
This
research aims to improve the ability of implement driving ethics and find out
how the implement driving ethics of SMPLB B sudents at SLB Negeri Tulang Bawang
used retelling technique. This research is a action research of guidance and
counselling wich was implemented with 3 cycles. Each cycle consists of
planning, implementing observing, and reflecting. Tehe result of thid research
show that retelling technique can improved the ability of implement driving
ethics of SMPLB B sudents at SLB Negeri
Tulang Bawang with result of research in
the second cycle ability of implement driving ethics increase with an average
2,05 and in the third cycles increase with an average 1,29.
Keyword : Retelling Technique, implementation
driving ethics
PENDAHULUAN
Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan lembaga
pendidikan yang membantu para peserta didik mencapai potensinya secara
maksimal. Latar belakang pendirian adalah untuk menyiapkan program layanan
untuk memenuhi kebutuhan unik peserta didik yang tidak dapat diakomodasi oleh
pendidikan umum.
Di SLB Negeri Tulang Bawang peserta didik tunarungu
memilikin keterbatasan dalam memperoleh informasi verba sehingga harus dibantu
untuk dapat memahami kondisi lingkungannya. Proses pengambilan keputusan dalam
penyesuaian diri dengan norma yang ada dalam masyarakat membutuhkan proses
berpikir melalui persepsi yang diperolehnya. Karena itu penting sekali bagi
Peserta didik tunarungu untuk memiliki ketrampilan berpikir.
Selain itu karakteristik peserta didik tunarungu di
SLB Negeri Tulang Bawang adalah memiliki kesulitan dalam memahami teks karena
keterbatasan kosa kata dan perubahan kosakata dasar sehingga terkadang
kesulitan ketika berkomunikasi dengan guru-guru dan peserta didik lainnya
memiliki ketunaan lainnya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa peserta
didik di SLB Negeri Tulang Bawang siswa tuna rungu juga memiliki kesulitan pada
saat menyusun kalimat sederhana yang sesuai dengan tata bahasa sehingga
seringkali susunan kalimat tidak tersusun dengan baik.
Berkaitan dengan mencapai tujuan pendidikan yaitu
pengembangan potensi Peserta didik tidak dapat lepas dari perkembangan
kemandirian peserta didik. Proses kemandirian bagi Peserta didik salah satunya
yaitu kemandirian dalam pengambilan keputusan dalam hidup yang sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku . Pengambilan keputusan tidak lepas dari proses
berpikir dalam struktur kognitif. (Moores, 1982)
bahwa proses berpikir pada orang tunarungu telah berlangsung sebelum kemampuan
bahasa yang mereka miliki. Ini artinya adalah bahwa kemampuan proses berpikir
merupakan bekal awal dalam membantu kemampuan berbahasa seseorang dan
memberikan implikasi tentang bagaimana kita harus mengkondisikan situasisituasi
nyata melalui pengalaman-pengalaman langsung sehingga dapat membantu
perkembangan berpikir remaja tunarungu dalam mengambil keputusan dan
berperilaku yang bertanggungjawab dengan didasarkan kepada pengalaman lahiriah
dan batiniah.
Guru bimbingan dan konseling SLB yang memiliki tugas
dalam membantu Peserta didik untuk optimal melaksanakan tugas perkembangan
harus mampu memahami situasi tersebut sehingga dituntut untuk dapat menggunakan
metode atau teknik layanan yang sesuai dengan karateristik peserta didik.
Melalui penerapan media komik teknik retelling peserta didik tunarungu
dilatih untuk mengembangkan ketrampilan berpikir dari gambaran peristiwa
berdasarkan materi yang diberikan. Ketrampilan berpikir itulah yang kelak
mereka butuhkan untuk dapat memahami situasi yang ada di lingkungannya sehingga
peserta didik dapat berpikir madiri dan dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan
masyarakat.
Berdasarkan permasalahan tersebut sebagai upaya
dalam meningkatkan ketrampilan berpikir Peserta didik tunarungu, peniliti
melakukan layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Retelling Dalam Meningkatkan Implementasi Etika Berkendara
Siswa SMPLB B SLB Negeri Tulang Bawang.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian
ini merupakan Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK)
yang dalam 3 siklus.
Setting
Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SLB Negeri Tulang Bawang tingkat SMPLB (tunarungu).
Subjek
penelitian ini adalah siswa tingkat SMPLB yaitu kelas VII, VIII dan IX pada
semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah siswa 3 orang
Siklus
Tindakan Penelitian.
Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan
tindakan penelitian mengikuti
model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggar (1988) dalam Kasihani (2001: 63-65)
yang berupa model spiral.
Dalam
Kemmis menggunakkan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana,
tindakan pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk
suatu ancang-ancang pemecahan masalah.
Instrumen
Penelitian
Pada penilitian bimbingan kelompok teknik retelling
dalam meningkatkan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B SLB Negeri
Tulang Bawang ini instrument pengumpul data yang digunakan yaitu:
1.
Pedoman Observasi. Pedoman observasi yang digunakan
yaitu partisipan, artinya observer terlibat langsung dalam kegiatan.
2.
LKPD. Pengumpulan data dalam penelitian ini LKPD yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peningkatan implementasi etika
berkendara siswa SMPLB B SLB Negeri Tulang Bawang.
3.
Dokumentasi.
Sumber data yang diperoleh melalui analisis dokumen-dokumen yang
tertulis maupun tidak tertulis.
Teknik Pengumpul Data
Dalam memperoleh data penelitian tentang
bimbingan kelompok teknik retelling dalam
meningkatkan implementasi etika berkendara siswa SMPLB B SLB Negeri Tulang
Bawang ini peneliti menggunakan teknik: Studi Dokumentasi dan observasi. Peneliti
melakukan studi terhadap dokumen-dokumen yang dimungkinkan untuk memberikan
gambaran tentang ketrampian memahami teks. Selain teknik dokumentasi dan
wawancara peneliti ini juga menggunakan tehnik observasi. Dimana teknik
observasi dengan cara langsung mengamati proses belajar peserta didik/responden
Teknik Analisis Data
Dalam
penelitian ini, data dianalisis sejak tindakan layanan dilaksanakan. Teknik
analisis data yang dapat digunakan adalah model alur. Teknik ini terdiri dari
tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan yaitu reduksi data,
penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Siklus I
Peneliti melakukan refleksi bersama
peserta didik terhadap layanan yang
telah dilakukan selanjutnya peneliti memberikan LKPD siklus I yang telah
disusun sebelumnya. Dan guru mengakhiri layanan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I
layanan bimbingan kelompok teknik retelling
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Siklus I
NO |
NAMA
SISWA |
PELAKSANAAN RETELLING |
EVALUASI LKPD |
1 |
Putri Kencana Ayu |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, tercapai 53% (cukup) |
Jumlah
ketercapaian 5,7 (cukup) |
2 |
Nur Aisyah Az Zahra |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, tercapai 72% (cukup) |
Jumlah
ketercapaian 5,0 (kurang) |
3 |
Rifqi Akmal Fauzan |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, tercapai 75% (cukup) |
Jumlah
ketercapaian 6,92 (cukup) |
Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata implementasi etika berkendara
peserta didik adalah 5,897
Hasil Penelitian Siklus II
Pada
tahapan pelaksanaan layanan peneliti mengkondisikan peserta didik untuk
mengikuti layanan. Peneliti menyampaikan refleksi materi sebelumnya. Pada
tahapan kegiatan ini didik diminta kembali menceritakan isi komik. Setelah
peserta didik menceritakan ulang peneliti menunjukkan gambar tentang aturan
berkendara dan peserta diminta untuk menyampaikan apa yang mereka fikirkan.
Pada proses ini peneliti mengamati kegiatan peserta didik.
Peneliti
melakukan refleksi bersama peserta didik
terhadap layanan yang telah dilakukan selanjutnya peneliti memberikan
LKPD siklus II yang telah disusun sebelumnya. Dan guru mengakhiri layanan.
Berdasarkan
hasil pelaksanaan siklus II layanan bimbingan kelompok teknik retelling diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 3. Hasil Siklus II
NO |
NAMA
SISWA |
PELAKSANAAN RETELLING |
EVALUASI |
1 |
Putri Kencana Ayu |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, tercapai 72% (Cukup) |
Jumlah ketercapaian 7,34 (cukup) |
2 |
Nur Aisyah Az Zahra |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, tercapai 81% (Mampu) |
Jumlah ketercapaian 8,46 (Mampu) |
3 |
Rifqi Akmal Fauzan |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, mencapai 75% (Cukup) |
Jumlah ketercapaian 8,08 (cukup) |
Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata implementasi etika berkendara
peserta didik adalah 7,94
Hasil Penelitian Siklus III
Pada tahapan pelaksanaan layanan
peneliti mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti layanan. Peneliti menyampaikan
refleksi materi sebelumnya. Pada tahapan kegiatan ini didik diminta menyusun
gambar komik secara berurutan dan menceritakan ulang dari gambar tersebut. Pada
proses ini peneliti mengamati kegiatan peserta didik.
Peneliti melakukan refleksi bersama
peserta didik terhadap layanan yang
telah dilakukan selanjutnya peneliti memberikan LKPD siklus III yang telah
disusun sebelumnya. Dan guru mengakhiri layanan.
Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus III
layanan bimbingan kelompok teknik retelling
diperoleh hasil sebagai berikut:Tabel 5. Hasil
Siklus III
NO |
NAMA
SISWA |
PELAKSANAAN RETELLING |
EVALUASI |
1 |
Putri Kencana Ayu |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, tercapai 87,5% (mampu) |
Jumlah ketercapaian 8,85 (Mampu) |
2 |
Nur Aisyah Az Zahra |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, tercapai 86% (Mampu) |
Jumlah ketercapaian 9,62 (Mampu) |
3 |
Rifqi Akmal Fauzan |
Cukup mampu dalam menceritakan
ulang secara detail, mencapai 87,5 % (Mampu) |
Jumlah ketercapaian 9,23 (Mampu) |
Berdasarkan data
tersebut dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata implementasi etika berkendara
peserta didik adalah 9,23.
Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa persentase ketercapaian SKKPD etika berkendara
mengalami peningkatan. Peningkatan Nilai dari siklus I sampai dengan siklus III
tiap peserta didik dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 1. Grafik Peningkatan Hasil
Berdasarkan gambar grafik peningkatan di
atas, peningkatan tertinggi rata-rata kemampuan implementasi etika berkendara
peserta didik beradi pada siklus II dengan peningkatan sebesar 2,05, sedangkan
pada siklus III rata-rata implementasi meningkat sebesar 1,29. Hal tersebut
menunjukkan adanya pengaruh positif layanan bimbingan kelompok teknik retelling terhadap peningkatan
implementasi etika berkendara siswa SMPLB B di SLB Negeri Tulang Bawang.
Peningkatan tersebut tidak lepas dari
kemampuan siswa dalam memahami materi layanan, kesadaran peserta didik tentang
pentingnya etika berkendara serta kemampuan merencanakan implementasi etika
berkendara, keaktifan peserta selama layanan serta perhatian siswa selama
mengikuti layanan.
SIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut :
1. Layanan
Bimbingan kelompok teknik retelling
pada penelitian ini dapat meningkatkan implementasi etika berkendara siswa
SMPLB B di SLB Negeri Tulang bawang.
2. Peningkata
rata-rata kemampuan implementasi etika berkendara peserta didik pada siklus II
dengan peningkatan sebesar 2,05, sedangkan pada siklus III rata-rata
implementasi meningkat sebesar 1,29.
Saran
1. Bagi
Sekolah. Melalui teknik retelling dapat
meningkatkan kefahaman, kesadaran dan kemampuan implementasi peserta didik
tunarungu, sehingga diharapkan kedepannya sekolah dapat menerapkan teknik retelling dalam pembelajaran.
2. Bagi
Guru. Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pandangan
bari dalam menciptakan suasana dan pengalaman pembelajaran serta layanan bagi
peserta didik tunarungu.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya.Peneliti
berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi penelitian berikutnya
untuk sehingga adanya perbaikan lebih lanjut dalam penerapan teknik retelling.
DAFTAR
PUSTAKA
Andy dan
Muhammad Suharto. 2017. Reading,
Retelling, Rehearsal, dan Video Taping (RRRV) untuk Meningkatkan Kemampuan
Berbicara Bahasa Inggris. Jurnal Imiah Bahasa dan Sastra. Volume (4):
87-103
https://portal-ilmu.com/cara-penulisan-daftar-pustaka/. Diakses pada 30 Oktober 2020
https://www.bunehaba.com/contoh-daftar-pustaka/. Diakses pada 30 Oktober 2020
Djadja
Raharja. http://dj-rahardja.blogspot.com/2008/09/pendidikan-luar-biasa-dulu-dan-sekarang.html. Pada 15
September 2020.
Kemampuan Verbal Peserta Didik Tunarungu Usia 6-11
Tahun di Indonesia. Sri Wuryanti.2012. https://kabarpendidikanluarbiasa.wordpress.com
/2012/07/14/ perkembangan-anak-tunarungu/.pada
15 September 2020.
Mudjiyanto, Bambang Pemerintah
Indonesia.2003.Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 3. Sekretarian
Negara. Jakarta
Pemerintah
Indonesia.Undang-Undang No.20 tahun 2003
Yang Mengatur Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Pengembangan
Kemandirian Remaja Tunarungu. Imas Diana Aprilia dari
https://eprints.uny.ac.id/9894/3/BAB%202%20-%2008103244025.pdf. Dikases pada pada
15 September 2020.
Sugiyo
dan Amin, Zakki Nurul. 2019. Perencanaan Dan Evaluasi Layanan Bimbingan dan
Konseling. Modul 3:Jakart
Susanto,
Budi. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Jigsaaw untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sistem Pendingin di Kelas XI TKR A
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Klaten.
Skripsi.UNY: Yogyakarta