Pemilu yang sebentar lagi akan
berlangsung menimbulkan berbagai respon yang berbeda-beda masyarakat. Mulai
dari kalangan masyarakat awam, simpatisan dan kader partai, dan golongan
golput.
Dari golongan masyarakat awam mungkin pemilu adalah momentum biasa
yang bahkan mereka tidak tahu siapa calon dan siapa calon yang akan dipilih
untuk memimpin mereka kelak. Pada umumnya masyarakat akan mengikuti suara
terbanyak atau siapa yang terkuat untuk menarik perhatian mereka. Bagi simpatisan
dan kader partai momentum pemilu merupakan momentum yang sangat penting. Karena
pada momentum ini mereka akan berlomba-lomba untuk mengenalkan dan mengajak
masyarakat untuk memilih partai dan calon yang diusung. Golongan golput
kebanyakan antipasti terhadap pemilu. Ada beberapa hal yang menjadi alasan
seseorang memilih golput. Pertama,
situasi kondisi yang menyebabkan seseorang tidak bias memilih seperti
permasalahan administrasi, pekerjaan, dan lain-lain. Kedua,golput karena hilangnya rasa kepercayaan terhadap pemimpin
dan ketiga, pilihan golput biasanya
karena memiliki pendapat sendiri tentang pemilihan pemimpin.
Terlepas dari semua pendapat,
kehadiran seorang pemimpin adalah wajib hukumnya. Bagaimana suatu kelompok akan
berjalan tanpa hadirnya pemimpin. Apalagi ditengah kondisi masyarakat Indonesia
saat ini dibutuhkan seorang emimpin yang mampu untuk kembali membangkitkan
Indonesia. Sebagai seorang muslim yang tinggal di Negara yang mayoritas
masyarakatnya adalah muslim kita juga harus meyakini bahwa dengan didasarkan
pada aturan Islamlah tatanan akan kembali Berjaya. Segala permasalahan akan
selesai bila dikembalikan sesuai dengan hukum dan ajaran Islam. Maka bila ini
terjadi, kelak mimpi kita dapat hidup berdampingan dengan rukun akan terwujud.
Tidak adalagi pertikaian, kerusakan, kebencian, yang ada hanyalah ketenangan.
Oleh karena itu perlu adanya perubahan dan salah satunya adalah dibutuhkannya
seorang pemimpin yang mampu mengarahkan kita kepada yang ma’ruf. Jadikan diri
kita adalah bagian dari solusi dari permasalah yang ada di tengah masyarakat Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu
dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang
siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan
tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu,
maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Jika demikian kita sebagai anggota masyarakat dan seorang muslim memiliki
per
an dan tanggungjawab sekali untuk memilih pemimpin. Dalam QS. Ali Imran (3: 28) Allah berfirman,
an dan tanggungjawab sekali untuk memilih pemimpin. Dalam QS. Ali Imran (3: 28) Allah berfirman,
“Janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri
dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap
diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu)” (QS. 3: 28).
Kata wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pemimpin, pelindung atau penolong.
Dalam kondisi saat ini pemimpin yang
mukminlah yang mampu mengembalikan tatanan kehidupan, karenanya pada pemilu
kedepan kita harus benar-benar memberikan suara kita kepada pemimpin yang mampu
mengarahkan kita. Dalam surat As-Sajdah Allah berfirman :
“Dan Kami
jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemmpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami” (QS. 32:24)
Yang dimaksud dengan sabar ialah sabar dalam menegakkan
kebenaran.
Dalam surat Al-A’raf
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.. Amat sedikitlah kamu mengambil
pelajaran (daripadanya)” (QS. 7:3)
Maksudnya: pemimpin-pemimpin yang membawamu kepada kesesatan
Lalu, apakah kedepan kita tidak akan
menjadi bagian dari solusi tersebut? Yaitu dengan turut menyumbangkan suara
kita pada partai atau calon pemimpin kita yang kita butuhkan?
Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu
dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang
siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan
tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu,
maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Berikut ini 3 tips memilih cerdas :
1.
Pastikan kita terdaftar di TPS
2.
Kenali partai dan calo yang akan dipilih
(Pilih partai Islam)
3.
Apapun Yang Terjadi, Kita Harus Memilih
#AYTKHM
Allahu A’lam bisshowab…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar