Senin, 12 Mei 2014

Perkembangan Kandungan



Kehidupan manusia dimulai pada saat pembuahan, ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak: ova), dibuahi oleh sel reproduksi pria spermatozoon (jamak: spermatozoa). Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum kelahiran. (Perkembangan Anak, Jilid 1:Elizabeth B. Hurlock)

“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluardiantara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan” (QS. Ath-Thariq[86] :5-7)

Dari ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim.
Dalam kehidupan rumah tangga kehadiaran anak adalah sesuatu yang sangat diimpikan dan ditungu-tunggu, dan salah satu tujuan seseorang berumah tangga adalah untuk memperoleh keturunan yang kelak akan menjadi penerus keluarga dan diharapkan kelak mengangkat nama baik keluarga.. Bahkan masyarakat percaya semakin banyak anak yang dimiliki akan semakin banyak pula rizqi, karena masing-masing anak membawa keberkahan sendiri-sendiri. 

“tidak ada seorang anakpun yang lahir pada sebuah keluarga kecuali menambah kemuliaannya yang sebelumnya tidak ada” (HR. Ath-thabrani)

Bagi seorang wanita, dapat hamil dan melahirkan seorang keturunan, dan dapat mendidik anak adalah kebahagiaan tersendiri yang tidak terkira. Rasa sakit saat akan melahirkan pun tidak akan terasa karena besarnya rasa bahagia saat dapat mendengarkan tangisan anak pertama kali pada saat melhirkan.

Namun masih banyak pula para wanita yang belum banyak mengetahui tentang masa kehamilan. Kebanyakan dari mereka masih bingung apa yang harus dipersiapkan dan yang harus dilakukan saat selama mengandung. Terutama bagi wanita yang baru merasakan hamil untuk pertama kalinya. Terkadang mereka tidak mengtahui bahwa yang dilakukan akan membawa dampak negative bagi kandungan, bahkan banyak pula yang benar benar membatasi diri karena takut akan berdampak bagi janin yang sdang dikandungnya.
Mereka belum banyak mengetahui terkadang kurang perhatian saat masa mengandung akan berdampak bagi janin atau bahkan dapat menimbulkan penyakit saat nanti lahir. Para wanita juga belum mengetahui bagaimana cirri-ciri kandungan yang bermasalah.
Kecerdasan anak dapat diawali saaat mulai ibu mengandung yaitu dengan memberiakan rangsangan kepada janin selama mengandung, namun hal itu belum banyak diketahui secara praktis oleh wanita terumatama calon ibu muda atau bahkan bagi mereka yang akan berencana menjadi seorang ibu
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia hingga kini masih tinggi, 262 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka itu masih jauh dari target Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) yakni menurunkan AKI menjadi 125 per 100 ribu kelahiran hidup.
Jumlah kematian bayi yang dilaporkan oleh Puskesmas selama tahun 2006 sebanyak 279 kasus dari 40.785 kelahiran hidup atau 6.84 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah kematian bayi yang dilaporkan oleh rumah sakit diwilayah Kab. Brebes pada tahun 2006 adalah 69 kasus dari 40.785 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2005 jumlah kematian bayi yang dilaporkan yaitu 192 kasus atau 5,31 per 1000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan, menurut Lukman, sebagian besar karena perdarahan 28% eklamsia 24%, infeksi 11%  dan komplikasi masa puerpureum 8%.
Menuurut Departemen Kesehatan yang menyebabkan kasus-kasus tersebut adalah 3T, yaitu terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Dari data tersebut salah satu penyebab kasus tersebut adalah terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan. Kurangnya  mengenali tanda bahaya atau kurangnya informasi terkait perawatan saat masa kandungan bagi wanita karena kebanyakan dari mereka memahami hal itu adalah hal yang belum waktunya untuk diketahui. Padahal informasi tersebut sangat penting dan harus dapat diketahui dan difamahi sejak sebelum mereka mengalami, dengan memahami bagamana merawat kandungan sejak dini hal ini dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, selain itu hal tersebut dapat membantu para wanita untuk dapat mempersiapkan sejak jauh hari paling tidak dengnan menjaga kesehatan.
Perkembangan Embrio
Fisiologi Janin (Hanifa Wiknjosatri)
Pada kehamilan 8-10 minggu pembuluh darah janin terbentuk, umumnya denyut jantung dapat dicatat pada minggu ke 12, sedangkan dengan stetoskop laenec baru dapat terdengar pada minggu ke 20. pada kehamilan volume ibu bertambah pada minggu ke 16 dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 kuranng lebih 25% dan mulai menurun sedikit pada hampir a term.
Pernapasan Janin. Janin dalam kandungan telah mengadakan gerakan-gerakan pernapasan, dalam keadaan normal frekuensi denyut jantunng janin berkisar 120-140 per  menit. Pencatatan ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidak adanya  Hipoksia pada janin. Jika jumlah denyutan  lebih dari 160 per menit disebut takikardia,sedangkan jika kurang dari 120 per menit disebut bradikardia.
Traktus Digestivus. Pada kehamilan 4 bulan alat pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga dapat membantu dalam perputaran air ketuban.
Traktus Urinarus. Glomerulus di ginjal mulai terbentuk dalam korteks renalis pada janin usia 8 minggu. Ginjal janin mulai berfungsi pad kehamilan 3 bulan dan di dalam kandung kencing janin telah dapat dijumpai.
Urat saraf. Gerakan menelan baru terjadi pada usia kandungan 4 bulan, sedangkan menyedot pada usia 6 bulan. Dalam ttriwulan terakhir hubungan antara urat saraf dan fungsi otot menjadi lebih sempurna, sehingga janin yang dilahirkan setelah kehamilan 32 minggu dapat hidup di luar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan mata janin sanngat sensitif terhadap cahaya. Bagian dalam, tengah , dan luar telinga dibentuk dalam triwulan ke dua.
1.      Perawatan Masa Kehamilan
Makanan dan Gizi
Pada permulaan kehamilan ibu harus makan makanan yang begizi tinggi, karena bila terjadi defisiensi makanan ketika hamil pada triwulan pertama, sering terjadi abortus, sedangkan jika terdi pada triwulan berikutnya akan terjadi prematurus. Makanan pada triwulan terakhir harus mengandung banyak protein. Pada Lokakrya Makanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Jakarta tahun 1968 ditemukan bahwa sorang wanita berusia 20-39 tahun dengan berat badan 47 kg membutuhkan 2000 kalori  sehari, dan dianjurkan untuk makan yang mengandung zat-zat sebagai berikut :


Tidak hamil
Hamil
Menyusui
1.Kalori
2.Protein
3.Kalsium
4.Besi
5.Vitamin A sebagai karotin
6.Thiamin
7.Riboflavin
8.Niasin
9.Vitamin C 

2000
     55    g
       0,5 g
     12 g

4000     mcg
       0,8 mg
       1,1 mg
      13   mg
      60   mg

2300
65      g
1        g
17      g

4500   mcg
1        g
1,3 g
15  g
90  g

2800
80      g
1        g
17    g

6500        mcg
       1,2 mg
       1,5 mg
      18   mg
      90   mg


Tidak ada komentar:

Posting Komentar